Rabu, 08 Juni 2016

Kesan dan Pesan Lkmm Pra-TD



LKMM Pra-TD adalah Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Pra Tingkat Dasar yang di hadiri seluruh mahasiswa UISI dalam 2 hari , sabtu dan minggu. LKMM dibagi menjadi dalam 3 gelombang, dan saya digelombang3 pada tanggal 4 dan 5 juni 2016. Tujuannya untuk membentuk mahasiswa yang mandiri, solutif, kritis dan inovatif.

LKMM di isi oleh para pemateri muda mudi yang tak lain adalah kakak angkatan kita sendiri dari jurusan Menajemen dan Menajamen Rekayasa. Materi-materi yang disampaikan begitu inspiratif, banyak hal yang pada awalnya tidak kita ketahui sampai kita mengehui banyak informasi yang bisa menjadi pembelajaran untuk diri kita. Dari materi awal yang membahas tentang persepsi, berpikir kritis, mendengar aktif, berbicara efektif hingga pembahasan mengenai ambisi, kenyataan dan usaha, juga materi sasaran, resiko dan konsekuensi, pengembangan diri, pribadi dan organisasi dan lain sebagainya. Sangat menarik karena hal yang beda yaitu dengan pembicara yang kakak angkatan sendiri sehingga jalannya acara jauh lebih rileks. Tidak hanya materi yang disajikan, juga terdapat game, cuplikan film dan forum diskusi juga sehingga otak tidak tegang dan lebih santai.

LKMM berlangsung dari pagi hingga sore hari, ibadah tetap didahulukan saat adzan berkumandang, itu salah satu yang membuat saya senang. LKMM tidak berhenti sampai disini, masi ada acara LKMM tingkat lanjutan dan saya yakin akan lebih seru juga menarik.

Sampai bertemu lagi di LKMM selanjutnya…

Jumat, 01 Januari 2016

Kondisi Mahasiswa Saat Ini

            Mahasiswa hendaknya menjadi agen of chage yaitu agen perubahan. Agen perubahan yang seharusnya mampu menempatkan posisinya sebagai “wakil” dari suatu tatanan sosial di masyarakat, untuk menyuarakan perubahan apabila diperlukan. Perubahan untuk negaranya tetapi dimulai dari yg paling sederhana dulu dengan merubah dirinya sendiri dahulu.

Namun agaknya ada yang berubah dan bergeser dari pernyataan bahwa mahasiswa adalah agen perubahan. Di lihat bagaimana kondisi yang ada saat ini, kenyataannya adalah mahasiswa sekarang banyak dimanjakan oleh berbagai macam hal yang berusaha merubah atau bahkan merusak “identitas” kemahasiswaan mereka. Keadaan yang terjadi sekarang ini adalah seolah-olah merupakan representasi dari mahasiswa modern yang telah beradaptasi dengan trend jaman sekarang dengan standard yang telah “diciptakan” secara massif oleh industri-industri raksasa ataupun perseorangan lewat brand-brand ternama mereka. Di saat semua orang, khususnya mahasiswa terbawa arus mainstream ini, semua akan berlomba dan berkompetisi untuk saling pamer bagaimana berpakaian yang “keren serta trendy masa kini”, mulai dari yang berpenampilan ketat hingga menggunakan rok mini yang sangat kurang sopan, padahal kurang lebih mengajarkan kita untuk menjadi hedonis dan cenderung narsis, karena selalu berorientasi pada kesenangan dan kepuasan semu, kemudian terhanyut dalam euforia pesta-pora belaka, sehingga melupakan tugas utama mereka sebagai Mahasiswa. Melalaikan semua aturan yang telah dibuat oleh kampusnya, larangan merokok dilingkungan kampus dihiraukan begitu saja, mulai semuanya sendiri dengan peraturannya sendiri. Melanggar tetapi tidak ingin dikenai sanksi, mana ada seperti itu?!

Mahasiswa sekarang membuat ruang-ruang diskusi semakin sempit, mahasiswa semakin cuek dan menganggap mahasiswa yang suka untuk berdiskusi adalah mahasiswa yang terlalu serius, dan sok-sokan sebagai Intelek kacangan bahkan ada anggapan bahwa suatu saat mereka-mereka ini pada akhirnya hanya berlomba mengejar “kursi-kursi kehormatan”. Anggapan yang timbul beragam ini menimbulkan sikap apatis akut dalam kalangan mahasiswa itu sendiri. Kekompakan berkurang, individualis dan egois sangatlah tinggi. Mahasiswa sekarang bukanlah lagi menjadi Agen of Change (Agen perubahan) akan tetapi malah menjadi individu-individu yang terseret arus perubahan itu sendiri, tidak memiliki bekal mental yang cukup bagus dan jiwa yang cukup kritis dalam menyampaikan pendapat atau pertanyaan dalam berdiskusi apalagi dalam perdebatan dalam tataran intelektual.

            Masih ada juga mahasiswa yang masi bertindak dengan benar dan aktif dalam organisasi. Semua itu dari kesadaran dirinya sendiri, apakah ingin jadi lebih baik atau tetap berdiri di zona nyaman yang tidak akan pernah maju menjadi lebih baik dan mencoba hal-hal yang baru. Jadi kita mau jadi Agen Perubahan Keadaan atau Agen yang Diubah Keadaan?.


Sekian.